Berita dan Artikel Terkini Lihat Selengkapnya....
Pentingnya Money Management Di Forex
Orang-orang yang trading di pasar forex biasanya diarahkan untuk menerima keuntungan yang tinggi. Namun, apakah kenyataannya bisa semudah itu? Tentu saja tidak. Seperti yang Anda ketahui, dalam setiap bisnis selalu ada keharusan untuk menerapkan beberapa aturan yang mengacu pada perlindungan dari kerugian besar. Hal ini disebut manajemen uang atau money management.
Money management umumnya diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisir kerugian. Trader jelas harus mengetahui beberapa ketentuan dalam money management agar dapat mengelola akun forex dengan tepat. Berbagai cara analisa dan strategi trading dapat Anda pilih untuk memperkirakan arah pergerakan harga. Namun itu semua tetaplah perkiraan. Sesuatu yang belum pasti hasilnya tentu memiliki resiko. Nah, untuk membatasi resiko itu agar sesuai dengan batas yang bisa ditolerir, Anda dapat menerapkan money management.
Pengaturan uang seorang trader berbeda dengan trader yang lainnya. Perbedaan itu bisa didasarkan pada kepribadian, posisi, dan strategi masing-masing trader. Namun demikian, ada satu hal yang patut dipahami dan diaplikasikan oleh semua trader: money management hendaknya diproses dan diterapkan dengan cara yang rasional dan tidak emosional.
Trader pemula sering memilih cara yang salah dalam mengelola uang. Mereka mungkin berpikir bahwa trading akan sama dengan strategi perjudian. Padahal, tanpa mereka sadari, sekedar berjudi atau spekulasi sebenarnya kurang menguntungkan dibanding dengan penerapan money management di forex. Aturan-aturan dalam manajemen forex lebih membantu pertumbuhan profit di akun trading. Singkatnya, money management didukung dengan informasi-informasi yang update mengenai forex, akan sangat bagus untuk membantu Anda meraih keuntungan.
Yang perlu ditekankan terlebih dahulu adalah pengertian bahwa semua jenis usaha yang menguntungkan bukan berarti tanpa risiko. Begitu juga dengan aturan uang di Forex, harus didasarkan pada jumlah posisi untuk mengurangi risiko dan membantu para trader mengambil rasio rugi tidak lebih dari yang bisa ditolerir.
Money management dapat didefinisikan dalam sebuah program yang mirip tabel Excel atau Open Office Calc. Semua data yang digunakan dalam pengelolaan uang forex akan dihitung secara otomatis dan akan membantu para trader untuk mengontrol rekening dan mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, sekarang telah banyak jasa manajemen investasi yang ditawarkan untuk mengendalikan dan mengelola rekening serta keuangan para investor. Jika ingin lebih efektif, tidak ada salahnya Anda memanfaatkan jasa mereka.
Memperjelas Aturan 5 Persen MM
Salah satu komponen kunci dari MM atau Money Management adalah aturan 5 persen. Artinya, jangan pernah meresikokan lebih dari 5 persen rekening trading pada satu waktu. Alasan di balik peraturan ini adalah ketika Anda mengalami kerugian, Anda tidak akan membuat kesalahan yang terlalu fatal.
Peraturan 5 Persen
Ketika mendengar peraturan dalam MM ini, sering kali trader menerjemahkan bahwa dia tidak boleh menggunakan lebih dari 5 persen modal untuk setiap kali trade. Ini adalah pemahaman yang salah. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas apa yang perlu difokuskan seorang traders sehubungan dengan Money Management dan penggunaan 5 persen dari modal.
Sebenarnya yang dimaksud aturan 5 persen adalah jumlah total dari akun saldo atau balance yang dapat diresikokan trader pada satu waktu,tidak dalam setiap trading. Jadi, jika Anda memiliki dua trading terbuka atau lima, sepuluh, bahkan dua puluh trading yang masih berjalan, jumlah maksimum yang dapat diresikokan dalam kerugian tetaplah sebesar 5 persen. Sebab angka tersebut sudah ditetapkan sebagai batas risiko yang dapat ditanggung trader.
Lalu, timbul pertanyaan seperti ini:
"Jika transaksi yang digunakan telah merugi 5 persen, apa yang harus saya lakukan?"
Jawabnya mudah. Anda dapat mengendalikan trading Anda dengan melakukan cut loss atau stop loss. Cara ini akan jauh lebih mudah ketika Anda sudah menaati peraturan Money Management Anda sendiri. Bila tidak ada aturan seperti ini bisa jadi Anda akan melihat resiko per transaksi yang lebih besar dari 5%. Dalam kasus lain, bisa juga akun Anda ter-floating hingga 25% atau 50%. Hal ini tentu sangat merugikan, mengingat transaksi yang berisiko besar tersebut berpeluang untuk menghanguskan modal Anda.
Kesimpulan
Tidak ada satupun trader yang mau mengalami loss apalagi sampai kehilangan seluruh modalnya dalam bertrading. Dalam hal ini, Money Management memiliki peran yang cukup besar karena dapat membatasi kerugian yang dapat timbul sewaktu-waktu. Asalkan seorang trader dapat mengendalikan seluruh transaksinya sesuai aturan yang telah direncanakannya sendiri, maka ia akan bisa bertahan di tengah derasnya gelombang pergerakan market.
Bagi Anda yang ingin konsisten dalam trading, penguasaan Money Management lebih berarti deibandingkan dengan strategi apapun yang ada di dunia ini. Jadi, belajarlah mengenai penguasaan Money Management mulai dari sekarang.
Risk Reward Ratio Dan Harapan Profit
Sebuah asumsi yang selalu diulang-ulang cepat atau lambat akan diterima sebagai sebuah kenyataan yang benar adanya. Dalam dunia trading forex ada asumsi “jika tidak mau rugi, maka kecil kemungkinannya untuk memperoleh profit (no pain no gain)”. Ada lagi asumsi “Anda seharusnya menentukan profit lebih besar dari resiko yang berani Anda ambil dalam setiap trade yang Anda lakukan”.
Hal ini bisa dinyatakan dengan berbagai ungkapan:
“Selalu tentukan perbandingan antara reward dan risk lebih besar dari 1”
“Trading hanya dengan risk reward ratio minimum 1 : 1,5 ”
“Jika Anda menentukan target profit lebih besar dari resiko, maka hasil trading Anda akan positif”
“Penentuan risk reward ratio yang lebih besar dari 1:1 berarti Anda akan memperoleh profit yang lebih besar dari resikonya”
Ungkapan-ungkapan tersebut bisa disimpulkan bahwa reward harus selalu lebih besar dari risk, atau risk reward ratio mesti lebih besar dari 1:1, bisa 1:1,5 atau 1:2 dan seterusnya.
Banyak trader yang percaya bahwa dengan risk reward ratio yang tinggi (lebih besar dari 1:1) akan mudah memperoleh profit sekalipun jika persentasi profit dari tradingnya (win percentage) kecil. Pada kenyataannya, ada banyak trader yang profitable dengan selalu menentukan resiko lebih besar dari target profit yang diharapkan. Kuncinya ada pada persentasi profit yang lebih besar dari persentasi loss pada keseluruhan tradingnya.
Ada sebuah ukuran yang menentukan probabilitas profit keseluruhan trading Anda, yaitu harapan profit atau expectancy. Harapan profit bisa ditentukan dengan 4 parameter sebagai berikut:
Persentasi profit dari keseluruhan trading atau winning trades adalah W%, dan persentasi loss dari keseluruhan trading atau losing trades adalah L%.
Besarnya profit rata-rata dalam sebuah winning trade (trade yang profit) adalah Av W, dan besarnya loss rata-rata dalam sebuah losing trade (trade yang loss) adalah Av L.
Ke 4 parameter diatas sangat berguna dalam menentukan bagus atau tidaknya sistem trading yang telah kita rencanakan, dan selanjutnya memutuskan apakah sistem tersebut akan diterapkan pada account live kita.
Harapan profit= (W% x Av W) - (L% x Av L)
Harapan profit (dalam satuan uang) adalah besarnya profit yang bisa kita harapkan pada sejumlah trade yang telah kita lakukan. Agar hasilnya mantap, sangat dianjurkan untuk melakukan backtest sistem trading kita pada account demo terlebih dahulu, paling sedikit dalam 50 kali trade.
Sebagai contoh, setelah di-backtest secara manual selama 6 bulan, trader A dengan 900 kali trade memperoleh hasil sebagai berikut:
W% = 70%, L% = 30%, Av W = $200, Av L = $420
maka harapan profit trader A adalah: (0.7 x $200) - (0.3 x $420) = $140 - $126 = $14.
Berdasarkan informasi tersebut, trader A akan tahu bahwa jika ia menggunakan sistem tradingnya sebanyak 100 kali (100 trade) maka probabilitas profitnya adalah $1400. Bagaimana trader A tahu? Ia tahu dengan menghitung: W% = 70 dan L% = 30 (dari 100 trade), maka harapan profit = (70 x $200) - (30 x $420) = $14,000 - $12,600 = $1,400.
Hal ini bukan berarti trader A akan pasti memperoleh profit $1400, tetapi ia bisa mengharapkan profit yang realistis sebesar $1400, setelah 100 kali trade. Tentu saja ada kemungkinan hasil tradingnya bisa sedikit lebih jelek atau sedikit lebih baik dari harapan profitnya, tetapi probabilitasnya mendekati $1400, setelah 100 kali trade.
Trader yang selalu fokus pada risk reward ratio, dan ternyata persentasi profit dari keseluruhan tradingnya (W%) lebih kecil dari persentasi loss-nya (L%), maka harapan profitnya bisa negatif atau malah loss. Jika kita hanya fokus pada besarnya reward yang harus lebih besar dari resiko tetapi mengabaikan backtest sistem trading, maka kita tidak akan tahu seberapa profitable sistem trading kita.
Memang idealnya risk reward ratio lebih besar dari 1:1 dan W% lebih besar dari L%. Tetapi dalam kenyataannya, kita tidak bisa memaksakan reward (atau target profit) harus selalu lebih besar dari resiko (atau stop loss) jika kondisi pasar tidak memungkinkan. Yang penting diperhatikan untuk mencapai hasil trading keseluruhan yang maksimal adalah mengetahui persentasi profit dan loss dengan melakukan backtest pada sistem trading, hingga diperoleh angka harapan profit yang realistis.
Subscribe to:
Posts (Atom)